Rabu, 28 Oktober 2015

Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli – Desember 2013



MOTIVASI IBU PADA PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PUSKESMAS PETANANG  LUBUK LINGGAU
(MOTIVATION ON MOTHER CHILDREN WEIGHING IN HEALTH PETANANG
POSYANDU LUBUK LINGGAU)

Zulkarnain Mr

Health Community Program Study STIKES Bhakti Husada
Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422
Email :stikesbh03@gmail.com

ABSTRACT

In 2010 there were 147 infants who Bottom Line toddler in Red in Lubuk Linggau. Is this translation better than the original?Yes, submit translationThank you for your submission.Please help Google Translate improve quality for your language here.Initial survey with interviews in 25 infants in the mother's weight Petanang Puskesmas in posyandu, 16 mothers said that they are less interested in coming to the health posts and 9 mothers follow the activities of weighing infants. The purpose of the study was to determine the relationship of the mother with the child's weight motivation posyandu Petanang Puskesmas Lubuk Linggau. This type of research is an analytical descriptive cross-sectional design. The population is all mothers who have children who do the weighing in the Work Area  Petanang Puskesmas number of 2,547 people. Samples are taken in part from the whole object under study and are considered representative of the entire population. A large sample of 346 toddlers and taken with proportional sampling technique. Analysis of univariate and bivariate data with a statistical test chi-square test. The result showed the toddler's mother over the majority (57.8%) low motivation and most (65%) did not do the weighing and obtained p value = 0.000. Mother concluded the toddler over most of the low motivation and most do not perform as well as weighing no relationship with the child's weight mom motivation. Suggested officers improve guidance and counseling to families on the importance of weighing the baby to determine the nutritional status of children, and invites volunteers to help motivate mothers of toddlers posyandu activities.
Keywords: Motivation, weighing  children

PENDAHULUAN
Motivasi sebagai konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan perilaku manusia. Sedangkan menurut Moekijat (2000) dalam bukunya “Dasar-dasar Motivasi” bahwa motivasi yaitu dorongan/ menggerakkan, sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Djamarah (2002), menyatakan motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena ibu tersebut sadar bahwa dengan membawa balita ke posyandu maka balita akan mendapatkan pelayanan kesehatan seperti imunisasi dan pelayanan kesehatan untuk balita lainnya sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002).
Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak (PKK, 1999).
Di dalam melakukan penimbangan berat badan balita perlu suatu keterampilan tersendiri oleh petugas, agar dapat melakukan penimbangan secara benar sehingga tidak menyebabkan kesalahan dalam interpretasi status gizi. Keterampilan kader dalam melakukan penimbangan dapat dinilai berdasarkan ketepatan dan ketelitiannya dalam melakukan penimbangan atau yang disebut presisi dan akurasi. Presisi adalah kemampuan mengukur subjek yang sama secara berulang-ulang dengan kesalahan yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh penyelia (Supariasa, 2002).
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat  dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Status gizi masyarakat yang dapat dilihat dari indikator kurang energi protein (KEP) pada anak balita dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Pada tahun 2009 tercatat bahwa 44 balita yang di Bawah Garis Merah (BGM), sedangkan pada tahun 2010 tercatat sebanyak 147 balita yang BGM dari 8 Puskesmas yang tersebar di Lubuk Linggau yaitu Puskesmas Perumnas, Sidorejo, Citra Medika, Taba Jemekeh, Sumber Waras, Petanang, dan Magang. Dari ke delapan Puskesmas  tersebut cakupan penimbangan balita yang paling rendah terdapat pada Puskesmas Petanang. Puskesmas Petanang adalah salah satu puskesmas rawat inap yang ada di Kota Lubuk Linggau Selatan, Puskesmas Petanang memiliki dua belas posyandu  dengan jumlah balita yang ada di wilayah tersebut sebanyak  2.547 balita. Dari 2.547 balita yang melakukan penimbangan hanya 507 balita artinya sebanyak 2.040 balita tidak melakukan penimbangan dan sebanyak 37 balita memiliki berat badan di batas garis merah (Laporan Dinas Kesehatan Lubuk Linggau, 2010).
Rendahnya cakupan penimbangan balita dipuskesmas dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor perilaku individu, perilaku masyarakat, partisipasi masyarakat dan penerapan. Faktor penentu perilaku masyarakat terdiri dari faktor predisposisi seperti umur ibu, pengetahuan, pekerjaan ibu, pendidikan, jumlah anak, sikap, pendapatan. Faktor pemungkin (Enabling Faktors) seperti keterjangkauan fasilitas dan jarak ke posyandu. Faktor pendukung lainnya yang dapat menyebabkan rendahnya kunjungan ibu ke posyandu atau puskesmas yaitu peran kader (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Tingkat pengetahuan ibu di wilayah kerja Puskesmas Petanang sebagian memiliki pengetahuan yang kurang hal ini dapat terlihat dari survey awal yang peneliti lakukan yaitu dengan melakukan wawancara pada 25 ibu yang memiliki balita di Wilayah Puskesmas Petanang Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II tentang motivasi ibu terhadap kegunaan puskesmas, 16 orang ibu mengatakan bahwa mereka kurang tertarik atau motivasi rendah untuk datang ke Puskesmas atau posyandu sehingga ibu – ibu kurang menggunakan puskesmas atau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan 9 orang ibu memiliki motivasi dan mengikuti kegiatan penimbangan berat badan balita.
Berdasarkan survey awal, maka penulis ingin mengetahui hubungan motivasi  ibu dengan penimbangan balita di posyandu wilayah Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah deskriptif yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional. Variabel independen dan dependen diukur sekaligus dalam waktu bersamaan dan menggunakan kuesioner tentang suatu keadaan objektif (Notoatmodjo, 2005). Variabel independen adalah motivasi dan variabel dependen adalah penimbangan berat badan. Lokasi penelitian  dilakukan di seluruh posyandu  wilayah kerja Puskesmas  Petanang Lubuk Linggau yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2010.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang melakukan penimbangan di  Wilayah Kerja Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau Tahun 2009 dengan jumlah 2.547 orang. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan besar sampel  berdasarkan rumus menurut Notoatmodjo yaitu 346 balita dengan menggunakan teknik proposional sampling.
Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi motivasi dan partisipasi ibu dalam penimbangan berat badan balita. Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen (motivasi dan partisipasi ibu) dan variabel dependen (penimbangan berat badan balita) menggunakan rumus Chi-Square dengan tingkat keyakinan 95% atau  a 0,05 yang diolah menggunakan program SPSS pada komputer.

HASIL  DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil analisis univariat diperoleh data bahwa lebih dari sebagian  (57,8%) ibu yang memiliki balita dengan motivasi rendah. Dan sebagian besar (65%) ibu yang memiliki balita tidak melakukan penimbangan. Hasil analisis bivariat hubungan motivasi dengan penimbangan berat badan pada balita dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini  :


Tabel 1. Hubungan motivasi ibu dengan penimbangan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau Tahun 2010

Motivasi
Penimbangan Balita
Jumlah
P
Ditimbang
Tidak Ditimbang
N
%
N
%
N
%
Tinggi

Rendah

94

27
64,4

13,5
52

173
35,6

86,5
146

200
100

100


0,000


Berdasarkan  tabel diatas menunjukkan tabulasi silang antara motivasi dengan penimbangan berat badan pada balita. Ternyata dari 146 ibu yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar 64,4% melakukan penimbangan pada balita dan hampir sebagian  (35,6%) tidak melakukan penimbangan. Dari 200 ibu yang memiliki motivasi rendah sebagian besar (86,5%) tidak melakukan penimbangan pada balita dan sebagian kecil (13,5%)  melakukan penimbangan. Berdasarkan hasil  uji Chi-Square diperoleh nilai p value =0,000, karena p value < 0,05 maka Ha diterima artinya ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dengan penimbangan balita di posyandu wilayah Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau.
PEMBAHASAN
Hubungan motivasi ibu dengan penimbangan berat badan pada balita di Posyandu Bougenvil Wilayah Kerja Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau. Berdasarkan hasil  uji Chi-Square  diperoleh nilai p value 0,000, karena p value  < 0,05 maka Ha diterima artinya ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dengan penimbangan balita di posyandu wilayah Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa dari 146 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar (64,4%) melakukan penimbangan berat badan hal ini disebabkan karena ibu merasa penimbangan berat badan sangat penting guna mengetahui pertumbuhan balitanya dan status gizi selain itu pelayanan yang diberikan oleh posyandu sangat memuaskan dimana setiap pelaksanaan posyandu petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan – penyuluhan tentang kesehatan balita. Namun terdapat juga hampir sebagian (35,6%) tidak melakukan penimbangan berat badan balita, hal ini disebabkan  beberapa faktor yaitu jarak pelayanan kesehatan yang jauh, pekerjaan dan jumlah anak. Ibu mengatakan bahwa ia mengetahui bahwa penimbangan berat badan sangat penting namun mereka tidak dapat mengantar atau melakukan kunjunngan ke posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya karena ibu sibuk bekerja dikebun.,
Motivasi responden yang datang ke posyandu terutama untuk melakukan penimbangan berat badan balita bisa dipengaruhi oleh faktor instrikstik yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari maupun faktor ekstrinsik dari responden yaitu media cetak maupun elektronik yang ada sekarang ini, sehingga kedua faktor tersebut dapat mendorong responden untuk datang ke posyandu. Disamping itu juga pendidikan kesehatan dari tenaga medis bisa memperkuat motivasi yang sudah ada sehingga responden mampu mengekspresikannya dengan datang ke posyandu.
Thomas dalam buku Notoadmojo (2005) menyatakan bahwa motivasi dikelompokan menjadi 4 golongan keinginan yaitu keinginan untuk keamanan (security), keinginan untuk diakui (recognition), keinginan untuk ditanggapi (response from others) dan keinginan untuk pengalaman baru.
Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Tambunan (2000) yang mengatakan bahwa pada umumnya, praktek atau tindakan dimulai dari adanya bekal pengetahuan, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki tersebut akan membentuk sikap dan pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau sesuatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Fasilitas dimaksud dapat berupa alat atau bahan dan keterjangkauan terhadap biaya atau jarak. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain.
Manurung (2009) mengatakan bahwa tingkat tidak aktifnya ibu ke posyandu baik untuk melakukan penimbangan berat badan kemungkinan disebabkan beberapa hal antara lain ibu tidak sempat atau terlalu sibuk dengan pekerjaan. Selain faktor pekerjaan, kurangnya penyebaran informasi tentang manfaat penimbangan sehingga ibu kurang atau tidak mengerti tentang arti dan manfaat penimbangan, kurangnya dukungan dari pihak keluarga serta keadaan ekonomi keluarga
Rinaldy (2004), menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau”, faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di posyandu adalah faktor umur balita, faktor jarak ke rumah ke posyandu, faktor dukungan keluarga, dan faktor dukungan tokoh masyarakat seperti kepala desa. Sedangkan faktor kelengkapan sarana posyandu dan pengetahuan ibu tidak ada hubungan dengan keikutsertaan ibu ke posyandu.
 Wahyuni (1994), menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo”, faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan penimbangan di posyandu adalah faktor usia ibu, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, faktor jumlah tanggungan keluarga dan faktor penghasilan keluarga.
Hal ini sejalan dengan peneliti Ajeng Triyani (2010) dengan judul Analisis motivasi dan sikap ibu balita dengan keikutsertaannya dalam penimbangan balita di Posyandu Desa Berahan Wetan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun 2010”, Ajeng menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan sikap dengan keikutsertaan ibu dalam penimbangan balitadi Posyandu Desa Berahan Wetan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.

SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN

Ibu yang memiliki balita lebih dari sebagian dengan motivasi rendah,  sebagian besar ibu balita tidak melakukan penimbangan, dan ada hubungan antara motivasi ibu dengan penimbangan berat badan balita di wilayah kerja Puskesmas Petanang Lubuk Linggau

SARAN
Disarankan kepada  institusi  Puskesmas Petanang dan Dinas Kesehatan Lubuk Linggau perlu meningkatkan upaya bimbingan konseling pada keluarga tentang pentingnya penimbangan berat badan balita guna mengetahui status gizi pada anak, mengaktifkan peran serta kader guna membantu meningkatkan motivasi ibu – ibu yang memiliki balita tentang kegiatan posyandu terutama penimbangan berat badan balita. Memberi persepsi yang jelas tentang penimbangan berat badan pada balita sehingga tenaga kesehatan dapat memantau dan mengontrol status gizi balita di wilayah kerjanya.  

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Lubuk Linggau. 2010. Profil Kesehatan Kota Lubuk Linggau.
Djamarah. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Balita Berkunjung ke Posyandu. Diakses 01 Desember 2002. http : // digilib. litbang. depkes. go. id
Manurung, Lamiati, 2009. Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2010, Medan : FKM USU. Medika Suara. 2004.
Moekijat. 2000.  Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita,. Yayasan Obor, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan edisi 2. Rineka Cipta. Jakarta
                                      .2005. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta
PKK. 1999. Modul Kegiatan Posyandu. Jakarta
Puskesmas Petanang, 2010.  Profil Puskesmas Reban Tahun 2010. Lubuk Linggau
Rinaldy, R, 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau 2004, Yogyakarta : FKM UGM. http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 30 Mei  2010.
Wahyuni, 1994. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo 1994, Bandung : FKM UNPAD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar