MOTIVASI IBU PADA
PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PUSKESMAS
PETANANG LUBUK LINGGAU
(MOTIVATION ON MOTHER
CHILDREN WEIGHING IN HEALTH PETANANG
POSYANDU LUBUK LINGGAU)
Zulkarnain Mr
Health
Community Program Study STIKES Bhakti Husada
Jl.
Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422
Email
:stikesbh03@gmail.com
ABSTRACT
In 2010 there were 147 infants who Bottom
Line
toddler
in
Red
in Lubuk Linggau. Initial survey with
interviews in 25 infants in the mother's weight Petanang Puskesmas in posyandu,
16 mothers said that they are less interested in coming to the health posts and
9 mothers follow the activities of weighing infants. The purpose of the study
was to determine the relationship of the mother with the child's weight
motivation posyandu Petanang Puskesmas Lubuk Linggau. This type of research is
an analytical descriptive cross-sectional design. The population is all mothers
who have children who do the weighing in the Work Area Petanang Puskesmas number of 2,547 people.
Samples are taken in part from the whole object under study and are considered
representative of the entire population. A large sample of 346 toddlers and
taken with proportional sampling technique. Analysis of univariate and
bivariate data with a statistical test chi-square test. The result showed the
toddler's mother over the majority (57.8%) low motivation and most (65%) did
not do the weighing and obtained p value = 0.000. Mother concluded the toddler
over most of the low motivation and most do not perform as well as weighing no
relationship with the child's weight mom motivation. Suggested officers improve
guidance and counseling to families on the importance of weighing the baby to
determine the nutritional status of children, and invites volunteers to help
motivate mothers of toddlers posyandu activities.
Keywords: Motivation,
weighing children
PENDAHULUAN
Motivasi
sebagai konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang
perilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan perilaku manusia.
Sedangkan menurut Moekijat (2000) dalam bukunya “Dasar-dasar Motivasi” bahwa
motivasi yaitu dorongan/ menggerakkan, sebagai suatu perangsang dari dalam,
suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Djamarah
(2002), menyatakan motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.. Motivasi
intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya ibu
membawa balita ke posyandu karena ibu tersebut sadar bahwa dengan membawa
balita ke posyandu maka balita akan mendapatkan pelayanan kesehatan seperti
imunisasi dan pelayanan kesehatan untuk balita lainnya sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah,
2002).
Penimbangan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan melihat naik atau
tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang dilakukan
sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan
merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka
mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak (PKK, 1999).
Di dalam melakukan
penimbangan berat badan balita perlu suatu keterampilan tersendiri oleh
petugas, agar dapat melakukan penimbangan secara benar sehingga tidak
menyebabkan kesalahan dalam interpretasi status gizi. Keterampilan kader dalam
melakukan penimbangan dapat dinilai berdasarkan ketepatan dan ketelitiannya
dalam melakukan penimbangan atau yang disebut presisi dan akurasi. Presisi
adalah kemampuan mengukur subjek yang sama secara berulang-ulang dengan kesalahan
yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil yang
sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh penyelia (Supariasa, 2002).
Perilaku adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat dimaksud perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Status gizi
masyarakat yang dapat dilihat dari indikator kurang energi protein (KEP) pada
anak balita dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Pada tahun 2009
tercatat bahwa 44 balita yang di Bawah Garis Merah (BGM), sedangkan pada tahun
2010 tercatat sebanyak 147 balita yang BGM dari 8 Puskesmas yang tersebar di
Lubuk Linggau yaitu Puskesmas Perumnas, Sidorejo, Citra Medika, Taba Jemekeh,
Sumber Waras, Petanang, dan Magang. Dari ke delapan Puskesmas tersebut cakupan penimbangan balita yang
paling rendah terdapat pada Puskesmas Petanang. Puskesmas Petanang adalah salah
satu puskesmas rawat inap yang ada di Kota Lubuk Linggau Selatan, Puskesmas
Petanang memiliki dua belas posyandu
dengan jumlah balita yang ada di wilayah tersebut sebanyak 2.547 balita. Dari 2.547 balita yang
melakukan penimbangan hanya 507 balita artinya sebanyak 2.040 balita tidak
melakukan penimbangan dan sebanyak 37 balita memiliki berat badan di batas
garis merah (Laporan Dinas Kesehatan Lubuk Linggau, 2010).
Rendahnya
cakupan penimbangan balita dipuskesmas dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu faktor perilaku individu, perilaku masyarakat, partisipasi masyarakat dan
penerapan. Faktor penentu perilaku masyarakat terdiri dari faktor predisposisi
seperti umur ibu, pengetahuan, pekerjaan ibu, pendidikan, jumlah anak, sikap,
pendapatan. Faktor pemungkin (Enabling
Faktors) seperti keterjangkauan fasilitas dan jarak ke posyandu. Faktor
pendukung lainnya yang dapat menyebabkan rendahnya kunjungan ibu ke posyandu
atau puskesmas yaitu peran kader (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Tingkat pengetahuan ibu
di wilayah kerja Puskesmas Petanang sebagian memiliki pengetahuan yang kurang
hal ini dapat terlihat dari survey awal yang peneliti lakukan yaitu dengan melakukan wawancara pada 25
ibu yang memiliki balita di
Wilayah Puskesmas Petanang Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II tentang motivasi ibu terhadap
kegunaan puskesmas, 16
orang ibu mengatakan bahwa mereka kurang tertarik atau motivasi rendah untuk
datang ke Puskesmas atau posyandu sehingga
ibu – ibu kurang menggunakan puskesmas
atau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan 9 orang ibu memiliki
motivasi dan mengikuti kegiatan penimbangan berat badan balita.
Berdasarkan survey awal, maka penulis ingin mengetahui hubungan motivasi ibu dengan
penimbangan balita di posyandu wilayah Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
adalah deskriptif yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional. Variabel independen dan dependen diukur sekaligus dalam waktu bersamaan dan menggunakan
kuesioner tentang suatu keadaan objektif (Notoatmodjo, 2005). Variabel
independen adalah motivasi dan variabel dependen adalah penimbangan berat
badan. Lokasi penelitian dilakukan
di seluruh posyandu wilayah kerja
Puskesmas Petanang Lubuk Linggau yang
dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2010.
Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang
melakukan penimbangan di Wilayah Kerja
Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau Tahun 2009 dengan jumlah 2.547 orang. Sampel
adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Dengan besar
sampel berdasarkan rumus menurut Notoatmodjo yaitu 346 balita dengan menggunakan
teknik proposional sampling.
Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi motivasi
dan partisipasi ibu dalam penimbangan berat badan balita. Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen (motivasi dan
partisipasi ibu) dan variabel dependen (penimbangan berat badan balita)
menggunakan rumus Chi-Square dengan tingkat keyakinan 95% atau a 0,05 yang diolah
menggunakan program SPSS pada komputer.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
HASIL
Hasil
analisis univariat diperoleh data
bahwa lebih dari sebagian (57,8%)
ibu yang
memiliki balita dengan motivasi rendah. Dan
sebagian besar (65%) ibu yang memiliki
balita tidak melakukan penimbangan. Hasil
analisis bivariat hubungan motivasi
dengan penimbangan berat badan pada balita dapat dilihat pada tabel
1 dibawah ini :
Tabel 1.
Hubungan motivasi ibu dengan penimbangan balita di
Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Petanang Kota
Lubuk Linggau Tahun 2010
Motivasi
|
Penimbangan Balita
|
Jumlah
|
P
|
||||
Ditimbang
|
Tidak Ditimbang
|
||||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
||
Tinggi
Rendah
|
94
27
|
64,4
13,5
|
52
173
|
35,6
86,5
|
146
200
|
100
100
|
0,000
|
Berdasarkan tabel
diatas menunjukkan tabulasi silang antara motivasi dengan penimbangan berat
badan pada balita. Ternyata dari 146 ibu yang memiliki motivasi tinggi sebagian
besar 64,4% melakukan penimbangan pada balita dan hampir
sebagian (35,6%) tidak melakukan
penimbangan. Dari 200 ibu yang memiliki
motivasi rendah sebagian besar (86,5%) tidak melakukan penimbangan pada balita
dan sebagian kecil (13,5%) melakukan
penimbangan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
diperoleh nilai p value
=0,000, karena p value < 0,05 maka Ha
diterima artinya ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dengan
penimbangan balita di posyandu wilayah Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau.
PEMBAHASAN
Hubungan motivasi
ibu dengan penimbangan berat badan pada balita di Posyandu Bougenvil Wilayah
Kerja Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p
value 0,000,
karena p value < 0,05 maka Ha
diterima artinya ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dengan
penimbangan balita di posyandu wilayah Puskesmas Petanang Kota Lubuk Linggau. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa
dari 146 responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian
besar (64,4%) melakukan penimbangan berat badan hal ini
disebabkan karena ibu merasa penimbangan berat badan sangat penting guna
mengetahui pertumbuhan balitanya dan status gizi selain itu pelayanan yang
diberikan
oleh posyandu sangat memuaskan dimana setiap pelaksanaan posyandu petugas
kesehatan selalu memberikan penyuluhan – penyuluhan tentang kesehatan balita.
Namun terdapat juga hampir sebagian (35,6%) tidak melakukan penimbangan berat badan balita,
hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu jarak pelayanan
kesehatan yang jauh, pekerjaan dan jumlah anak. Ibu mengatakan bahwa ia
mengetahui bahwa penimbangan berat badan sangat penting namun mereka tidak
dapat mengantar atau melakukan kunjunngan ke posyandu atau pelayanan kesehatan
lainnya karena ibu sibuk bekerja dikebun.,
Motivasi responden yang
datang ke posyandu terutama untuk melakukan penimbangan berat badan balita bisa
dipengaruhi oleh faktor instrikstik yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir
tanpa dipelajari maupun faktor ekstrinsik dari responden yaitu media cetak
maupun elektronik yang ada sekarang ini, sehingga kedua faktor tersebut dapat
mendorong responden untuk datang ke posyandu. Disamping itu juga pendidikan
kesehatan dari tenaga medis bisa memperkuat motivasi yang sudah ada sehingga
responden mampu mengekspresikannya dengan datang ke posyandu.
Thomas dalam buku
Notoadmojo (2005) menyatakan bahwa motivasi dikelompokan menjadi 4
golongan keinginan yaitu keinginan untuk keamanan (security), keinginan untuk diakui (recognition), keinginan untuk ditanggapi (response from others) dan keinginan untuk pengalaman baru.
Penelitian ini sejalan
dengan pernyataan Tambunan (2000) yang mengatakan bahwa pada umumnya, praktek
atau tindakan dimulai dari adanya bekal pengetahuan, selanjutnya pengetahuan
yang dimiliki tersebut akan membentuk sikap dan pada akhirnya akan terwujud
dalam bentuk tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau sesuatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
adalah fasilitas. Fasilitas dimaksud dapat berupa alat atau bahan dan
keterjangkauan terhadap biaya atau jarak. Disamping faktor fasilitas juga
diperlukan dukungan (support) dari
pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain.
Manurung
(2009) mengatakan bahwa tingkat tidak aktifnya ibu ke posyandu baik untuk
melakukan penimbangan berat badan kemungkinan disebabkan beberapa hal antara
lain ibu tidak sempat atau terlalu sibuk dengan pekerjaan. Selain faktor
pekerjaan, kurangnya penyebaran informasi tentang manfaat penimbangan sehingga
ibu kurang atau tidak mengerti tentang arti dan manfaat penimbangan, kurangnya
dukungan dari pihak keluarga serta keadaan ekonomi keluarga
Rinaldy (2004), menyatakan dalam penelitiannya
yang berjudul “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita
pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau”, faktor yang berhubungan
dengan keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di posyandu adalah faktor umur
balita, faktor jarak ke rumah ke posyandu, faktor dukungan keluarga, dan faktor
dukungan tokoh masyarakat seperti kepala desa. Sedangkan faktor kelengkapan
sarana posyandu dan pengetahuan ibu tidak ada hubungan dengan keikutsertaan ibu
ke posyandu.
Wahyuni (1994), menyatakan dalam penelitiannya
yang berjudul “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita
dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo”,
faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan
penimbangan di posyandu adalah faktor usia ibu, faktor pendidikan, faktor pengetahuan,
faktor jumlah tanggungan keluarga dan faktor penghasilan keluarga.
Hal ini
sejalan dengan peneliti
Ajeng Triyani (2010) dengan
judul “Analisis motivasi dan sikap
ibu balita dengan keikutsertaannya dalam penimbangan balita di Posyandu Desa
Berahan Wetan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun 2010”, Ajeng
menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara motivasi dan sikap dengan keikutsertaan ibu dalam
penimbangan balitadi Posyandu Desa Berahan Wetan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Ibu yang
memiliki balita lebih dari sebagian dengan motivasi rendah, sebagian besar ibu balita tidak melakukan
penimbangan, dan ada hubungan antara motivasi ibu dengan penimbangan berat
badan balita di wilayah kerja Puskesmas Petanang Lubuk Linggau
SARAN
Disarankan kepada
institusi Puskesmas Petanang dan
Dinas Kesehatan Lubuk Linggau perlu meningkatkan upaya bimbingan konseling pada
keluarga tentang pentingnya penimbangan berat badan balita guna mengetahui
status gizi pada anak, mengaktifkan peran serta kader guna membantu
meningkatkan motivasi ibu – ibu yang memiliki balita tentang kegiatan posyandu
terutama penimbangan berat badan balita. Memberi persepsi yang jelas tentang
penimbangan berat badan pada balita sehingga tenaga kesehatan dapat memantau
dan mengontrol status gizi balita di wilayah kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Lubuk Linggau. 2010. Profil Kesehatan Kota Lubuk
Linggau.
Djamarah. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Balita Berkunjung ke Posyandu. Diakses 01 Desember 2002. http : //
digilib. litbang. depkes. go. id
Manurung,
Lamiati, 2009. Keaktifan
Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdangan I Kabupaten
Simalungun Tahun 2010, Medan : FKM USU. Medika Suara. 2004.
Moekijat. 2000. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita,.
Yayasan Obor, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo.
2003. Metodologi
Penelitian Kesehatan edisi 2. Rineka Cipta. Jakarta
.2005. Pengantar Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta
PKK. 1999. Modul Kegiatan Posyandu. Jakarta
Puskesmas Petanang, 2010. Profil Puskesmas Reban Tahun 2010.
Lubuk Linggau
Rinaldy, R, 2004. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten
Kepulauan Riau 2004, Yogyakarta : FKM UGM. http
://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 30 Mei 2010.
Wahyuni, 1994. Beberapa Faktor
yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di
Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo 1994, Bandung : FKM
UNPAD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar